seleksa hati

Angin tidak selamanya sejuk..
matahari tidak selamanya hangat..
dan alam pun tak selamanya bersahabat..
menanti kebahagiaan adalah sebuah kebodohan..

aku meniti hidup disebuah tali yang mudah digoyahkan angin..
berjalan dikegelapan malam yang tertutup awan mendung bernama kesedihan..
terbelenggu oleh rasa yang tak pernah menghiraukan kegelisahan..
diterpa angin muson yang memporak-porandakan ketenangan..

aku mencari jawaban arti sebuah kebahagiaan..
melalang –buana di belahan bumi tidak bernama..
hujan dan deru angin bagai sahabat penunjuk jalan..
menuntunku kearah yg tak pernah sekalipun kubayangkan..

entah itu kebahagiaan atau kesedihan..

Lautan Kehidupan

kadang aku merasa seperti buih ombak dilautan
berkejaran menggapai pantai yang menjadi muara kehidupan
mengkikis pasir pantai yang menjadi korban sebuah pertunjukan
panggung drama yang tak pernah berhenti dari masa adam

kadang aku pun merasa seperti pohon kelapa dipesisir pantai
mendawai bagai lambaian tangan dari kejahuan
memanggil setiap jasad ntuk datang sekedar menegakkanku
dari angin pantai yang sedetik saja tak berhenti menggoyahkanku
dingin dan panas tak mengapa asal layar itu tetap berkibar diujung samudera
menjelajah setiap langkah-langkah sejarah yang tak lagi menjadi kebanggaan kita

aku hanya ingin seperti karang itu,
yang keras bagai prasasti yang tak pernah lekang meski termakan zaman
melewati berbagai peristiwa yang menjadi kisah sejarah yang tak terlupakan

namun aku ingin tetap menjadi aku
menjadi bagian dari sejarah baru yang akan tercipta

teka-teki kerinduan

jarak ini masih terbentang jauh didepan
masa penantian masih menganga dihadapan
jujur aku sangat merindukan kalian
seperti rindu bintang kepada sang bulan
tetapi janji itu belum mampu kulaksanakan
terbentur waktu yang sukar ditaklukan

ini bukan sebuah ungkapan kata menyerah
hanya sebagai pengingat diri hamba makhluk yang lemah
yang selalu membutuhkan tangan sang maha pemurah
jika saatnya nanti aku kembali
ingin selalu kupeluk kalian dalam kasih sayang
mungkin hanya takdir kematian yang mampu memisahkan

kuingin kebersamaan itu tak lantas cepat berlalu
hanya sebuah harapan seorang hamba yang tak tahu malu
wahai waktu kau seperti teka-teki
entah sampai kapan mampu kuungkap tabir kehidupan ini

kekasih sejati

Kegelapan telah lama menyelimuti hati, hingga arah dan tujuan bagaikan simpul mati..
menunggu nabi pembawa risalah ilahi.. kekasih sejati hati..

kekasih.. kau bagai rumput hijau tumbuh di padang sahara..
Memberikan keindahan di hamparan gersang kehidupan..
kekasih.. kau bagai gerimis hujan di musim panas..
membasahi hati yang telah lama kekeringan karna kerasnya kejahilan..

Kekasih.. aku merindukanmu.. sungguh..
apakah dibalik hijab yang tebal itu engkau pun merindukanku.. kekasihku..
terlalu lama aku menanti pertemuan itu.. hingga terkadang kau sedikit kabur dari penglihatanku..
ku langgar nasehatmu.. kunodai cinta murnimu..

kekasih.. maafkanlah aku..
masih adakah sedikit ruang kecil untuk namaku disudut hatimu.. kekasihku..
meski kutahu ketika detik-detik ajal menjemputmu kau memanggil-manggil nama kami.. ummatku.. ummatku.. ummatku..
namun apakah kami ini umat yang selalu kau sebut itu.. yang kau sanjung sepanjang waktu..
apakah kami umat yang kau harapkan itu.. yang mampu menegakkan keadilan di penghujung jalan kehidupan yang semu..

apakah kami malah menjadi umat penabur hasud dan kedengkian.. penegak permusuhan.. dan pemimpin yang mengangkat kepala karna kejahatan.. ya Allah.. kami berlindung kepada-Mu dari keburukan dunia yang fana ini..

walaupun begitu kau tetap memberikan syafa’at kepada kami..
ketika kaki ini tergelincir kedalam jurang penuh penyiksaan.. saat dimana tak ada diantara manusia yang saling memberi pertolongan.. engkau berdiri dihadapan kami mengulurkan selendang pemberat timbangan amal perbuatan..

kaulah sepaling baik kekasih.. sepaling indahnya cinta.. dan sepaling mulianya akhlak.. kaulah nabi yang kami cintai.. Muhammad ibni ‘abdillah.

Ku Demo Tuhanku

Aku begitu terhibur kala pagi menyambutku..
tepat ketika burung-burung itu bersaut-sautan di pucuk pohon..
kurasakan hawa sejuk yang seolah berlari-lari kearahku hanya untuk sekedar menyapa kulit keringku
Warna jingga yang sedari tadi kulihat berlahan-lahan sembunyi dibalik bukit muqattam
Kubalas senyuman kala mentari itu muncul untuk sekedar memperhatikanku hari ini

Sempat terpikirkan olehku.. apakah kehidupan ini akan selalu sama seperti ini?
Tidur dan bangun bagaikan rutinitas yang bahkan melebihi kewajiban dalam shalat fardhu
Apakah manusia hanya akan terus pasrah dengan takdir yang telah tercipta?
Aku tak ingin mendemo Tuhanku! Bahkan.. aku sangat takut akan kemarahan-Nya
Aku hanya meminta sedikit belas kasihan-Nya ketika takdir buruk menghakimiku kelak
Pembelaan seorang hamba yang tak tahu malu.. kukira..

Bukankah semua kebaikan-Nya telah dilimpah curahkan kepadaku!
Hingga detik ini sekalipun aku masih diberi udara untuk tetap bernafas
Aku pernah berkhayal jika disaat flu berat dan dua lubang kita tak mampu diterobos udara
Dengan waktu yang begitu lama, selepas dari itu menutup mata.. apakah kematian itu terlalu konyol atau malah sebuah kebaikan tuhan untuk mengakhiri penderitaan?
Ternyata aku melupakan sesuatu.. yah bukankah diwaktu tertentu mulut mampu berubah peran layaknya hidung
Memang terlalu berat disaat mempraktekkannya, tapi kuanggap sebagai usaha hamba untuk bertahan hidup
Tuhan pasti akan menghargai usaha hambanya, maka bodoh orang-orang yang lari dari kenyataan tepatnya dari cinta kasih Tuhannya..

Yup.. menjalani kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya
Ibarat seseorang yang ingin sembuh dari penyakitnya
Mungkin itu salah satu pengibaratan tentang kehidupan yang kudapat hari ini
Tuhan aku ingin terus diperhatikan oleh-Mu.. karna kutahu perhatian paling besar-Mu tepat ketika Kau berikan cobaan berat kepada kami. cobaan berat menurut pandangan manusia, namun cobaan yang sesuai menurut tuhanku

semoga kami menjadi hamba-hamba-Mu yang berkualitas yang akhirnya mampu menggenggam garis finis kehidupan dengan senyuman.. harapku dalam hati.

Lukisan Alam

Secercah sinar mentari saat menyambut pagi

Bagai tetesan embun yang menyegarkan hati

Semerdu kicauan burung yang asyik bernyanyi

Melantunkan lagu cinta penuh arti



Menyusup kedalam jiwaku

Mengalir deras dalam relung hati

Begitu besar keagungan-Mu ya Rabbi

Kau beri kepada kami jasad yang sempurna

Hingga mampu melihat dan merasakan keagungan-Mu ini



Namun terkadang kami lupa untuk mensyukurinya

Seolah-olah kami yang menggenggam dunia

Dan melupakan keberadaan sang maha pencipta

Memalingkan muka dan membusungkan dada

Seolah makhluk yang mulia setaraf anbiya

Yaa Rabb

Ampunilah kami yang hina ini..

NB : puisi pertama yang saya bawakan ketika lomba puisi di festival IKPMA, alhmdulillah masuk final meskipun akhirnya tidak juara. :)

mereka yang ada dimasa lalu

semilir angin dingin menyelimuti kalbu..
gelap malam yang menemani seolah diam tak bergeming..
Entah sesunyi itu keadaan bumi atau sesuatu yang ada didalam hati..
merindukan sesuatu yang telah lama tak nampak di kasat mata..
semakin bergulir waktu semakin jauh pula kenangan itu meninggalkanku..

apakah terlalu lama aku meninggalkan waktu..
hingga tak mampu kukenali orang-orang di masa lalu..
mereka tampak berubah sejak aku pergi untuk menatap asa masa depan..
kerinduanku pada kepolosan itu.. tapi apa! zaman ini telah merubah semuanya..

sebuah perasaan yang tak mampu selamanya kutahan..
terdiam dalam hati tanpa mampu diluapkan..
haruskah aku tetap diam.. membisu bagai batu..
atau berteriak lantang bagai elang yang sedang kelaparan..

aku marah bukan karna mereka..
namun karna diriku merasa nyaman dengan keadaan yang mestinya mampu dikendalikan.. apakah kalian terlalu lama menungguku untuk kembali..
atau kah kalian terlalu cepat melupakan sosokku dimasa lalu..
tunggulah sebentar saja.. biarkan dunia kalian kurangkul lagi dalam pelukanku..